Porkas judi yang legal di Indonesia, pengusaha kawakan yang berasal dari Kota Solo yakni, Robby Sumampow telah meniggal dunia tepatnya pada hari Minggu, 11-10-2020 yang lalu. Robby meninggal pada usia ke 76 tahun sesudah menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Singapura.
Robby merupakan seorang pengusaha yang juga dekat dengan Keluarga Cendana. Dari itu bisnis Robby berkembang pesat di era ke Presidenan Soeharto. Di dalam dunia bisnis Robby di kenal dengan panggilan Robby Kethek.
Dirinya di kenal sebagai pengusaha properti hingga hiburan. Robby memiliki begitu banyak bisnis dan aset yang tersebar di seluruh Kota, Indonesia. Yang paling terkenal dan di kenang oleh masayarakat adalah bisnis undian Porkas yang di milikinya.
AWAL MULA PORKAS JUDI YANG LEGAL DI INDONESIA
Porkas merupakan kepanjangan dari Pekan Olahraga Ketangkasan atau sering di sebut juga SDSB. Undian Porkas di anggap sebagai judi link pusatcuan pada kalangan masyarakat, di karenakan merupakan sebuah undian atau lotre berhadiah.
Pada masa Orde Baru undian tersebut di legalkan dan menolak undian tersebut sebagai judi link gacor slot. Bahkan Porkas sempat di pakai pemerintah untuk menggalang dana untuk membiayai penyelenggaraan olahraga terutama pada cabang sepak bola.
Pada era tahun 1980-an, pemerintah mulai mengizinkan penarikan dana dari masyarakat lewat sebuah kupon undian. Apabila beruntung masyarakat yang membeli kupon tersebut menang akan mendapatkan hadiah.
Kupon Berhadiah Porkas Sepak Bola, bahkan juga sempat di perkenalkan langsung oleh Menteri Sosial saat itu, yakni Nani Soedarsono. Kupon berhadiah ini terbilang cukup sukses, dana besar dengan cepat terkumpul dari Porkas.
Dana besar yang terkumpul dari Porkas, di pakai untuk membiayai kompetisi sepak bola Galatama yang di kelola oleh PSSI. Skema undian Porkas yakni masyarakat yang membeli kupon berhadiah serta bertaruh pada 14 klub yang berkompetisi di Galatama.
BACA JUGA: PAK GURU MENANG JUDI BOLA HINGGA MILYARAN RUPIAH
Pembeli Porkas juga harus memilih tebakan hasil akhir pertandingan yang terdiri dari menang-seri-kalah. Lalu pemerintah melalui PSSI dan KONI akan melakukan undian setiap seminggu sekali setalah 14 klub itu sudah semuanya bertanding.
Kupon undian yang di pakai dalam Porkas banyak di sebut dengan Kupon Sumbangan Olahraga berhadiah atau KSOB. Sempat berganti nama menjadi TSSB, hingga akhirnya kembali berganti lagi menjadi SDSB.
Aturan pelgalan Porkas di atur dalam UU Nomor 2 Tahun1954, tentang undian. Di perkuat juga dengan Surat Keputusan Menteri Sosial No. BSS-10-12/85 pada tanggal 10 Desember 1985. Taruhan selama pertandingan sebenarnya sudah marak sejak lama dan termasuk kegiatan yang ilegal.
Dari itu pada masa Orde Baru hal tersebut di manfaatkan oleh adanya undian Porkas. Dari adanya undian tersebut pemerintah berhasil memggalang dana kompetisi sepak bola lalu melegalkan undian Porkas tersebut.
Karena banyak masayarakat yang menganggap sebagai judi yang di izinkan, dari itu Porkas menuai banyak kontroversi. Hingga banyak masyarakat yang menentang undian tersebut. Namun pada masa pemerintahan Orde Baru tak menghiraukan kontroversi tersebut.
Salah satu yang menentang adanya undian tersebut adalah MUI. Ormas Islam ini juga bahkan sampai melayangkan surat resmi untuk meminta Presiden Soeharto mengevaluasi kembali baik dan buruknya dari dampak undian Porkas.
Undian Porkas kemudian dengan lambat laun hilang di akhir perioade Orde Baru. Setelah reformasi pemerintah hingga saat ini tidak lagi melanjutkan ide untuk penggalangan dana dengan undian.